Disaat si tolo sedang berusaha menimbun dirinya dengan tanah, seorang pencuri melihat apa yang ia lakukan. Si pencuri merasa takut sekaligus penasaran dengan apa yang dilihatnya. Sambil mendekati ia bertanya dengan nada takut dan heran, kau tolo? si tolopun berbalik dan menjawab. iyo, kenapako?. Kau itu yang kenapa, nukuburki dirimu? tanya si pencuri.
Setelah mengetahui bahwa yang berpakaian putih itu bukanlah setan, si pencuri mulai mendekati si tolo. Putus asako, sampai mauko kubur hidup-hidupki dirimu? tanya si pencuri. Tidak, nabilang mamakku' kalo bottoki itu orang berarti matimi. sambil terheran-heran si pencuri tertawa terbahak-bahak. Siniko naik, daripada nukuburki dirimu, lebih baik temanika mencuri. Tanpa menolak, ajakan si tolo langsung bangkit dari kuburnya dan berkata, ayomi siapa rumah yang mau nucuri barang-barangnya? tanya si tolo.
Sambil berjalan menuju rumah yang akan di jadikan korban, si pencuri menjelaskan bahwa yang harus ia curi adalah perhiasan pak Haji Sadikin. Dengan penasaran, si tolo bertanya, yang mana itu perhiasan yang biasa napake Haji?. Waduh masalah ini, ada itu yang mengkilap besar, jelas si pencuri. Setibanya di depan rumah pak haji, si tolo diperintahkan untuk masuk untuk mengambil perhiasan pak haji.
Setelah beberapa menit kemudian, si tolo keluar dengan membawa sebuah wajan baru. Aduh, bukan yang itu. kalau itu biasa dipake sama iu aji, ada itu yang biasa napake pak haji kalo pergi masjid yang mengkilapka tolo.
Karena telah mengerti, si tolo segera masuk dan mengambil barang pak haji tersebut lalu memakainya. Setelah memakainya, si tolo keluar dari pintu dengan menghadap kebelakang. Sontak si pencuri lari dengan ketakutan sambil berteriak. Tolo... tolo... adai pak haji cepatko keluar, si tolo juga ikut ketakutan dan berlari menuju si pencuri sambil mengatakan "we.... kau pencuri tolo, saya bukan pak haji tolo"